MALU LAH KALIAN DENGAN MEREKA! (PICS)
Untuk kalian yang meninggalkan shalat fardhu…
Untuk kalian yang meninggalkan shalat berjama’ah di masjid…
Untuk kalian yang mengakhirkan waktu shalat dan tidak shalat tepat waktu…
Untuk kalian yang masih meremehkan keutamaan shalat berjama’ah di masjid…
Untuk kalian yang masih malas ketika mengerjakan shalat…
Malulah kalian dengan mereka…
- Sahabat Anas bin Malik–radhiyallahu anhu- berkata,
“Barangsiapa yang ingin bergembira menemui Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah sholat-sholat itu tatkala dikumandangkan. Karena Allah telah mensyari’atkan sunanul huda (jalan-jalan petunjuk) bagi Nabi kalianShollallahu ‘alaihi wasallam,
dan sesungguhnya dia (sholat-sholat wajib) itu merupakan sunanul huda
(jalan-jalan petunujuk). Andaikan kalian sholat (fardhu) di rumah kalian
sebagaimana orang (munafiq) yang tinggal di rumahnya, maka kalian telah
meninggalkan sunnah (petunjuk) Nabi kalian. Andaikan kalian
meninggalkan petunjuk Nabi kalian, maka kalian akan sesat. Tak ada
seorang pun yang bersuci, lalu ia memperbaiki bersucinya, kemudian ia ke
masjid di antara masjid-masjid, melainkan Allah akan tuliskan kebaikan
bagi setiap langkah yang ia ayunkan, Dia (Allah) akan mengangkat derajat
orang itu dengannya, dan menghapus dosanya dengannya. Kami telah
menyaksikan orang-orang diantara kami, tak ada yang tertinggal dari
sholat jama’ah, kecuali orang munafiq yang nyata kemunafiqannya. Sungguh
ada seorang laki-laki didatangkan sambil dipapah diantara dua orang
sampai ia ditegakkan dalam shaf” . [HR.Muslim dalam Kitab Al-Masajid wa
Mawadhi' Ash-Sholah(654), dan Ibnu Majah dalam Kitab Al-Masajid wa
Al-Jama'at (777)]
- An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Dalam perkara ini semua terdapat penekanan masalah sholat jama’ah, menanggung penderitaan dalam menghadirinya, dan bahwa jika seorang yang sakit dan semacamnya mungkin sampai kepada sholat jama’ah, maka dianjurkan untuk menghadirinya”. [Lihat Syarh Shohih Muslim (5/159)]
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, ‘Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?’, ia menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Maka hendaklah kau penuhi (panggilan itu)’. (HR. Muslim)
- Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolaniy–rahimahullah- berkata: “Tidaklah dikumandangkan (adzan) sholat sejak 40 tahun lalu, kecuali Sa’id ibnul Musayyib sudah berada di dalam masjid”. [Lihat Tahdzib At-Tahdzib (4/87)]
- Apa yang diceritakan Al-Hafizh, juga telah diakui sendiri oleh Sa’id ibnul Musayyibrahimahullah
tatkala beliau berkata, “Aku tak pernah mendengarkan adzan di tengah
keluargaku sejak 30 tahun”. [Lihat Ath-Thobaqot Al-Kubro (5/131) karya
Ibnu Sa’d]
- Adat kebiasaan yang baik seperti ini bukan hanya dilakukan oleh Sa’id ibnul Musayyib, akan tetapi juga dilakukan oleh salaf lainnya. Sekarang kita dengarkan Abul Asy’Ats Robi’ah bin Yazid Ad-Dimasyqiyrahimahullah berkata, “Mu’dzdzin tidak pernah
mengumandangkan adzan shubuh sejak 40 tahun, kecuali aku berada di
masjid; kecuali aku sakit atau musafir”.[LihatRiyadh An-Nufus(1/84) via
Ahammiyah Sholah Al-Jama’ah, (hal.75)]
- Al-Qodhi Taqiyyuddin Sulaiman–rahimahullah- berkata, “Aku tak pernah melaksanakan sholat dalam keadaan sendirian sama sekali, kecuali dua kali saja. Seakan-akan aku tidak melaksanakan sholat itu sama sekali”.Lihat Dzail Thobaqot Al-Hanabilah (2/365)
- Waqi’ ibnul Jarroh Ar-Ru’asiy-rahimahullah- berkata, “Dulu Al-A’masy hampir 70 tahun tak pernah luput dari takbir pertama” Lihat As-Siyar (6/228)]
- Al-Hafizh Adz-Dzahabirahimahullah
berkata, “Yahya ibnul Qoththon apabila menyebut Al-A’masy, ia berkata:
“Al-A’masy adalah seorang ahli ibadah , dan ia menjaga sholat jama’ahnya
dan shof pertama. Dia adalah ulama’ Islam”.[Lihat Siyar A’lam
An-Nubala’ (2/232)]
- Muhammad bin Sama’ahrahimahullah
berkata, “Aku telah hidup selama 40 tahun, sedang aku tak pernah luput
dari takbir pertama, kecuali satu hari saja ketika itu ibuku meninggal.
Akhirnya akupun tertinggal satu kali sholat jama’ah”. [Lihat Tahdzib
At-Tahdzib (9/204)]
- Ibrohim bin Yazidrahimahullah
pernah berkata, “Apabila engkau melihat seorang meremehkan takbir
pertama, maka bercuci tanganlah (berlepas tanganlah) darinya”.[Lihat
Siyar Al-A’lam(5/62)]
- Yahya bin Ma’inrahimahullah
berkata ketika menceritakan perihal kehidupan Ibrohim bin Maimun
Ash-Sho’igh-rahimahullah-, “Apabila dia (Ibrohim bin Maimun Ash-Sho’igh )
mengangkat palu, lalu ia mendengarkan adzan, maka beliau tidak
mengembalikannya (tidak memukulkannya)”.[Lihat Tahdzib
At-Tahdzib(1/173)]
- Adz-Dzahabiy menyebutkan dalam sebuah kitabnya bahwa, “Al-Aswad, apabila hadir waktu sholat, maka beliau menderumkan ontanya walaupun pada sebuah batu”.[Lihat Siyar A’lam An-Nubala’(4/53) karya Adz-Dzahabiy ]
- Simak bin Harbrahimahullah berkata, “Al-Harits bin Hassan –radhiyallahu anhu- telah menikah dan beliau memiliki persahabatan (dengan Nabi –Shollallhu alaihi wasallam)
Dahulu seorang laki-laki jika telah menikah, maka ia tinggal (di
rumahnya) dalam beberapa hari. Lalu beliau ditanya, “Apakah engkau akan
keluar (pergi sholat shubuh), padahal engkau berbulan madu dengan
istrimu di malam ini?” Maka beliau menjawab: “Demi Allah, Jika ada
seorang istri yang menghalangi aku dari sholat shubuh bersama jama’ah,
maka ia sungguh istri yang buruk”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir
(3324)]
- Muhammad bin Al-Mubarak Ash-Shuri berkata: “Jika Said bin Abdul Azis ketinggalan shalat berjamaah, maka ia menangis.” (As-Siyar, 8/34)
- Muhammad bin Khafif rahimahullah memiliki sakit pinggang, jika ia diserang penyakit tersebut ia susah bergerak. Tetapi jika adzan berkumandang ia minta dipanggul di atas punggung orang lain. Suatu kali pernah dikatakan padanya, ‘Kenapa engkau tidak mengasihi dirimu?’ Beliau menjawab, ‘Jika kalian mendengar ‘hayya alash shalah’ tetapi tidak melihatku di dalam shaf (jamaah) maka carilah aku di kuburan.”
Untuk kalian yang meninggalkan shalat fardhu…
Untuk kalian yang meninggalkan shalat berjama’ah di masjid…
Untuk kalian yang mengakhirkan waktu shalat dan tidak shalat tepat waktu…
Untuk kalian yang masih meremehkan keutamaan shalat berjama’ah di masjid…
Untuk kalian yang masih malas ketika mengerjakan shalat…
Malulah kalian dengan mereka…
- Sahabat Anas bin Malik–radhiyallahu anhu- berkata,
“Barangsiapa yang ingin bergembira menemui Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah sholat-sholat itu tatkala dikumandangkan. Karena Allah telah mensyari’atkan sunanul huda (jalan-jalan petunjuk) bagi Nabi kalian
- An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Dalam perkara ini semua terdapat penekanan masalah sholat jama’ah, menanggung penderitaan dalam menghadirinya, dan bahwa jika seorang yang sakit dan semacamnya mungkin sampai kepada sholat jama’ah, maka dianjurkan untuk menghadirinya”. [Lihat Syarh Shohih Muslim (5/159)]
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, ‘Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?’, ia menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Maka hendaklah kau penuhi (panggilan itu)’. (HR. Muslim)
- Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolaniy–rahimahullah- berkata: “Tidaklah dikumandangkan (adzan) sholat sejak 40 tahun lalu, kecuali Sa’id ibnul Musayyib sudah berada di dalam masjid”. [Lihat Tahdzib At-Tahdzib (4/87)]
- Apa yang diceritakan Al-Hafizh, juga telah diakui sendiri oleh Sa’id ibnul Musayyib
- Adat kebiasaan yang baik seperti ini bukan hanya dilakukan oleh Sa’id ibnul Musayyib, akan tetapi juga dilakukan oleh salaf lainnya. Sekarang kita dengarkan Abul Asy’Ats Robi’ah bin Yazid Ad-Dimasyqiy
- Al-Qodhi Taqiyyuddin Sulaiman–rahimahullah- berkata, “Aku tak pernah melaksanakan sholat dalam keadaan sendirian sama sekali, kecuali dua kali saja. Seakan-akan aku tidak melaksanakan sholat itu sama sekali”.Lihat Dzail Thobaqot Al-Hanabilah (2/365)
- Waqi’ ibnul Jarroh Ar-Ru’asiy-rahimahullah- berkata, “Dulu Al-A’masy hampir 70 tahun tak pernah luput dari takbir pertama” Lihat As-Siyar (6/228)]
- Al-Hafizh Adz-Dzahabi
- Muhammad bin Sama’ah
- Ibrohim bin Yazid
- Yahya bin Ma’in
- Adz-Dzahabiy menyebutkan dalam sebuah kitabnya bahwa, “Al-Aswad, apabila hadir waktu sholat, maka beliau menderumkan ontanya walaupun pada sebuah batu”.[Lihat Siyar A’lam An-Nubala’(4/53) karya Adz-Dzahabiy ]
- Simak bin Harb
- Muhammad bin Al-Mubarak Ash-Shuri berkata: “Jika Said bin Abdul Azis ketinggalan shalat berjamaah, maka ia menangis.” (As-Siyar, 8/34)
- Muhammad bin Khafif rahimahullah memiliki sakit pinggang, jika ia diserang penyakit tersebut ia susah bergerak. Tetapi jika adzan berkumandang ia minta dipanggul di atas punggung orang lain. Suatu kali pernah dikatakan padanya, ‘Kenapa engkau tidak mengasihi dirimu?’ Beliau menjawab, ‘Jika kalian mendengar ‘hayya alash shalah’ tetapi tidak melihatku di dalam shaf (jamaah) maka carilah aku di kuburan.”
0 comments:
Post a Comment