PROSES PEMBUATAN KISWAH, PENUTUP KA'BAH
Kiswah pertama
kali dibuat dibuat oleh seorang pengrajin bernama Adnan bin Ad dengan
bahan baku kulit unta. Namun dalam perkembangannya, kiswah dibuat dari
kain sutera. Untuk membuat sebuah kiswah memerlukan 670 kg bahan sutera
atau sekitar 600 meter persegi kain sutera yang terdiri dari 47 potong
kain. Masing-masing potongan tersebut berukuran panjang 14 meter dan
lebar 95 cm.
Ukuran itu sudah disesuaikan untuk menutupi bidang
kubus Kabah pada keempat sisinya. Sedangkan untuk hiasan berupa pintalan
emas diperlukan 120 kg emas dan beberapa puluh kg perak.
Sejak 1931,
kiswah untuk menutupi Kabah diproduksi di sebuah pabrik yang terletak
di pinggir kota Mekkah, Arab Saudi. Dalam pabrik tersebut, pembuatan
kiswah dilakukan secara modern dengan menggunakan mesin tenun modern. Di
pabrik kiswah yang areanya seluas 10 hektare itu dipekerjakan sekitar
240 perajin kiswah.
Dalam pabrik tersebut, kiswah dibuat secara
massal. Di sanalah semuanya disiapkan dari perencanaan, pembuatan gambar
prototipe kaligrafi, pencucian benang sutera, perajutan kain dasar,
pembuatan benang dari berkilo-kilo emas murni dan perak hingga pada
pemintalan kaligrafi dari benang emas maupun perak, lalu penjahitan
akhir.
Meskipun kiswah tampak hitam jika dilihat dari luar, namun
ternyata bagian dalam kiswah itu berwarna putih. Salah satu kalimat
yang tertera dalam pintalan emas kiswah adalah kalimah syahadat, Allah
Jalla Jalallah, La Ilaha Illallah, dan Muhammad Rasulullah . Surat Ali
Imran: 96, Al-Baqarah :144, surat Al-fatihah, surat Al-Ikhlash terpintal
indah dalam benang emas untuk menghiasi kiswah.
Kaligrafi yang
digunakan untuk menghias kiswah terdiri dari ayat-ayat yang berhubungan
dengan haji dan Kabah juga asma-asma Allah yang dimuliakan. Hiasan
kaligrafi yang terbuat dari emas dan perak tampak berkilau indah saat
terkena cahaya matahari.
Karena menggunakan bahan baku dari
benda-benda yang sangat berharga seperti sutera, emas, maupun perak,
harga kiswah ini menjadi sangat mahal sekitar Rp 50 miliar.
Sehingga
setiap tahun Jawatan Wakaf Kerajaan Arab Saudi harus menyediakan dana
sekitar Rp 50 miliar untuk pembuatan kiswah. Menurut sejarah, tradisi
penggantian kiswah yang dilakukan setiap tahunnya sudah ada sejak masa
Khalifah Al-Mahdi yang merupakan penguasa Dinasti Abbasiyah ke-IV.
Tradisi
tersebut bermula ketika, Khalifah al-Mahdi naik haji kemudian penjaga
Kabah melapor kepadanya tentang kiswah yang pada saat itu sudah mulai
rapuh dan dikhawatirkan akan jatuh. Mendengar laporan yang
memprihatinkan itu, Al-Mahdi memerintahkan agar setiap tahun kiswah
diganti.
Sejak saat itu, kiswah untuk Ka’bah selalu diganti
setiap tahun pada musim haji dan menjadi sebuah tradisi yang harus
selalu dijalankan. Dengan demikian tidak ada lagi kiswah yang kondisinya
memprihatinkan.
Pasalnya, setiap kiswah hanya memiliki masa
pakai Ka’bah selama satu tahun. Bahkan, kiswah bekas dipakai Ka’bah ada
yang dipotong-potong kemudian potongan tersebut dijual sebagai penghias
rumah maupun kantor.
PROSES PEMBUATAN KISWAH, PENUTUP KA'BAH
Posted by
KARINA CAHYA
at 16:52
0 comments:
Post a Comment